Modal Utama Mendidik : Cinta dan Ketulusan
Dari FB Pak Wicak Amadeo
MODAL UTAMA PENDIDIK : CINTA DAN KETULUSAN
Sabar bukanlah sekadar menahan amarah. Sabar berarti tidak tergesa-gesa menjalani proses dalam mendidik manusia. Mendidik itu tidak mendadak. Pendidikan bukan seperti makanan instan.
Pendidik yang lebih sering berkeluh kesah tentang PERILAKU manusia yang dididiknya adalah indikasi bahwa yang bersangkutan tidak ENJOY dengan proses pendidikan yang sedang berlangsung. Akibatnya, ia tidak EASY dalam menjalankan aktivitasnya dalam mendidik. Besar kemungkinan ia merasakan aktivitas-aktivitas itu sebagai beban, bukan hal yang menyenangkan. ENERGI yang tercurah dalam keadaan demikian tentu dirasakan manusia muda yang sedang bersamanya. Mungkinkah ia akan berkinerja EXCELLENT? Apakah segala macam pelatihan untuk meningkatkan Kompetensinya akan berbuah kebahagiaan bagi dirinya?
“… survei terhadap 1400 guru di DKI Jakarta, terdeskripsi bahwa 75% guru di DKI Jakarta TIDAK BERBAKAT menjadi Seorang GURU …”
(Abah Rama Royani, Maestro-Founder Talents Mapping)
Apakah BAKAT itu penting bagi pendidik?
Bakat yang dimaksud adalah TALENT, dan biasanya berupa kata sifat untuk menjelaskan PERSONALITY seperti Senang Menata, Penuh Gagasan, Senang Memajukan Orang Lain, Berani Berkonfrontasi dsb. Bagaimana dengan Potensi? Biasanya berupa aktivitas atau Kata Kerja, misalnya Sifat Senang Menata, maka Potensi nya adalah Menata Ruangan, Mengawasi dsb.
Jika sifatnya misalnya Senang Melayani dan Senang Memajukan Orang Lain maka Potensi kekuatannya bisa berupa Mengajar, Mendidik atau Memimpin dsb.
BAKAT –> POTENSI, di atas belum sampai kepada PERAN atau KARIR atau PROFESI atau cabang bisnis, masih banyak kemungkinan. Bisa saja misalnya untuk Potensi Mendidik, maka karir atau profesinya bukan Guru atau Coach, namun yang lain, misalnya manajer pengembangan personalia atau pendiri yayasan pendidikan anak.
Dalam konsep Talents Mapping, talent atau bakat utama seorang pendidik adalah DEVELOPER. Talent penting lainnya adalah EMPATHY, RESPONSIBILITY, INDIVIDUALIZATION, BELIEF.
DEVELOPER / PENDIDIK : senang mengenali dan menggali potensi yang terdapat pada diri orang lain dan mendapatkan kepuasan dari setiap kemajuan masing-masing individu.
EMPATHY / EMPATI : mampu merasakan perasaan orang lain disekitarnya seakan-akan mengalaminya sendiri.
RESPONSIBILITY / TANGGUNG JAWAB : memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas komitmen yang telah dibuat, baik besar ataupun kecil, dan merasa terikat secara emosional atau psikologis untuk memenuhi atau menjalaninya hingga selesai.
INDIVIDUALIZATION / INDIVIDUALISASI : mampu melihat keunikan dari masing masing orang secara individual dan memikirkan bagaimana orang-orang yang unik dan berbeda dapat bekerja bersama secara produktif.
BELIEF / PRAMU : senang melayani orang lain dengan tulus, karena menganggapnya sebagai perbuatan yang mulia dan mendatangkan manfaat bagi diri maupun orang lain.
Dalam Proses PENDIDIKAN, INTELEKTUALITAS bisa dibentuk dengan ILMU, PROFESIONALITAS bisa dibentuk dengan KOMPETENSI, namun SPIRITUALITAS hanya bisa ditularkan oleh CINTA dan KETULUSAN.
Mungkinkah pendidikan untuk menumbuhkan potensi dan fitrah agar menjadi MANUSIA PARIPURNA dapat dilakukan tanpa BAKAT sebagai pendidik dan tanpa modal CINTA dan KETULUSAN?
KARIR ANAK
Dalam mendampingi anak, hendaknya kita tidak bertanya kepada mereka “apa cita-citamu”, tetapi lebih banyak bertanya “apa yang ingin kamu lakukan?” Lalu ditarik ke depan lagi menjadi “mengapa kamu ingin melakukan aktivitas itu?”
Dalam teori Self Concept Career Development (Donal Edwin,1994 dan Linda Gottfredson, 2008) itu nyaris benar adanya. Dalam teori SCCD tersebut, karir hendaknya dikelola yang secara singkat seperti berikut:
1. Usia 3-5 tahun sebagai fase Growth Size & Power Orientation
2. Usia 6-8 tahun sebagai fase Growth Sex Roles Orientation
3. Usia 9-13 tahun sebagai fase Growth Social Values Orientation
4. Usia 14-24 tahun sebagai fase Exploration
5. Usia 25-44 tahun sebagai fase Establishment
6. Usia 45-65 tahun sebagai fase Maintenance
Dalam konsep karir, pada fase exploration (usia 14-24th) anak harus meningkatkan pemahaman tentang karir yang dikaitkan dengan minat dan bakatnya. Anak juga harus diberi kesempatan banyak mencobakan dan mengkristalkan dalam aktivitas terstruktur. Di ujung fase itu anak mengimplementasikan hasil kristalisasinya sebagai pilihan karir.
Pembahasan konsep dasar cara berpikir bagaimana membangun karir yang ideal sejak dini akan optimal untuk orangtua yang sudah mengenal Talents Mapping (TM).
SCCD harus berangkat dengan modal diri yang kuat terkait pemahaman mengolah potensi, pemetaan bakat utamanya Talents Mapping (TM), ketuntasan diri (sebagai orangtua) dan kejernihan melihat sumber daya yang dimiliki: waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dana, ruang dan waktu. Tanpa itu semua, materi SCCD akan membuat panik, mati gaya, mati langkah, padahal Allah SWT sudah menjamin bahwa kita adalah orang terbaik untuk mendampingi anak-anak kita.
Sebaliknya, jika kita berangkat dengan kesadaran perlunya menyiapkan diri dengan perlahan dan bertahap, maka SCCD akan sangat ringan dipraktekkan untuk mengawal karir anak sejak dini.
Bagaimana dengan Anda dan putra putri Anda?
Ada 3 jenis orangtua
1. Orangtua NYASAR adalah yang tak tahu cara mendidik anak, apalagi mempersiapkan karir anak.
2. Orangtua BAYAR adalah yang fokusnya hanya nilai sekolah, ranking di sekolah, orientasi hanya sekolah unggul, medali kejuaraan, piala lomba, dst.
3. Orangtua SADAR memahami cara mendidik anak dan mampu membimbing putra-putrinya merintis karir sejak dini, serta menjadikan putra-putrinya ORANG KAYA, yaitu kaya wawasan, kaya kegiatan, kaya gagasan, kaya pengalaman, kaya persahabatan dan kaya pilihan hidup.
Bagaimana dengan Sekolah dimana putra putri Anda menjalani hari-harinya yang disebut sedang mengikuti pendidikan di sekolah?
Jika Guru di Sekolah menyatakan bahwa Bakat dan Potensi siswa dikembangkan di Sekolah, perlu dibuktikan dengan Program Pengembangan Bakat dan Potensi yang diterapkan di Sekolah, Metode yang digunakan, Tahapan yang diterapkan dan Skema Penilaian dan Evaluasi Perkembangannya.
Apa yang hendak Anda lakukan setelah menyadari KENYATAAN ini?
Selamat menjalankan AMANAH sebagai ORANGTUA yang telah mendapat KARUNIA dari Sang Maha Pencipta berupa TITIPAN Manusia dengan BAKAT dan POTENSI dalam dirinya untuk ditumbuhkembangkan agar dapat menjalankan PERAN dengan KARYA-KARYA dalam PERADABAN masa depannya.